Kita
  kemudian mengetahui bahwa paganisme di belahan dunia manapun akan  
menyembah matahari sebagai dewa tertinggi mereka. Mengapa matahari?  
Karena matahari adalah simbol kehidupan bagi peradaban paling primitif  
pada manusia. Matahari yang selalu lahir kembali setelah malam  
tenggelam. Tak heran matahari dijadikan sesembahan saat itu. Tapi yang  
unik justru praktek penyembahan kepada matahari masih dilakukan hingga  
saat ini oleh banyak bangsa, khususnya bangsa-bangsa keturunan Keltik,  
yaitu manusia berkulit putih dari dataran Eropa.
Perayaan Summer Soltice
Soltice
  adalah titik balik matahari, dimana matahari saat itu berada pada  
ketinggian maksimum saat musim panas. Peristiwa ini terjadi setiap  
tanggal 21 Juni. Pada saat ini siang hari akan lebih panjang waktunya  
dibandingkan dengan hari lainnya. Bagi kita hal itu adalah hal yang  
biasa saja, tetapi tidak bagi kaum pagan dan keturunannya hingga saat  
ini.
Soltice
  berasal dari bahasa latin, yaitu “Sol” yang berarti Matahari, dan  
“Sistere” yang berarti alasan untuk berdiam diri. Summer Soltice bagi  
para pagan juga disebut dengan nama Litha. Banyak negara yang menjadikan
  Summer Soltice sebagai hari libur karena pengertian makna berdiam diri
  ini. Tapi dibalik arti yang biasa itu terkandung fakta yang tidak 
biasa.
Summer
  Soltice biasa dirayakan oleh kaum pagan untuk ditujukan sebagai wujud 
 untuk mengakui matahari sebagai sumber kekuatan dan kehidupan di bumi, 
 dan matahari itulah yang mereka percaya sebagai kekuatan dewa tertinggi
  mereka.
Dahulu
  Summer Soltice dirayakan oleh kaum pagan dengan cara membakar api  
unggun raksasa, kemudian mereka berpegangan tangan mengelilinginya.  
Secara tidak kita sadari bahwa ritual penyembahan dewa matahari telah  
disusupi dalam berbagai kegiatan yang kita pikir sepele, seperti berdoa 
 sambil mengelilingi api unggun. Dalam Islam, mengikuti ritual kaum-kaum
  penyembah selain Allah sangat dilarang, karena dapat digolongkan dalam
  kaum tersebut.
Summer Soltice dalam Kristen
Tadi
  sudah saya singgung tentang bangsa Keltik yang masih merayakan ritual 
 penyembahan dewa matahari ini, bahkan hingga saat ini. Para sejarawan  
barat mengatakan bahwa Kristen banyak menyerap unsur-unsur paganisme,  
salah satunya adalah dimasukkannya unsur Summer Soltice dalam praktek  
keagamaan Kristen. Dalam menyisipkan praktek pagan ini, para pengembang 
 agama Kristen ini menggunakan akhir Juni untuk merayakan hari besar 
bagi  Yohannes Pembabtis (St. John the Baptist). Sayangnya hingga kini  
sedikit sekali penganut Kristen yang sadar akan hal ini, bahkan untuk  
kontroversi kelahiran Yesus (Nabi Isa) yang menurut para astronom tidak 
 jatuh pada bulan Desember.
Summer Soltice pada kebudayaan lainnya 
Pada
  kebudayaan Keltik di Inggris, orang-orang Druid berkumpul di  
tempat-tempat pemujaan purbakala, seperti Stonhenge, Avebury, dan Turton
  Heights. Mereka menunggu saat matahari naik dan kemudian melakukan  
ritual pemujaan kepada dewa matahari.
Selain
 itu  pemujaan terhadap matahari saat 21 Juni ini juga dirayakan 
berbagai  kebudayaan dalam bentuk yang bermacam-macam, namun kepercayaan
 mereka  sepenuhnya berbentuk pagan. Berbeda di Cina, orang Cina 
menyebutnya  Festifal Dewi Li, atau Dewi Cahaya.
Kontroversi Hari Kemerdekaan Amerika
Hari
  kemerdekaan Amerika yang kita ketahui jatuh pada tanggal 4 Juli  
disinyalir merupakan salah satu bentuk pemujaan terhadap dewa matahari. 
 Karena 4 Juli adalah hari ke-13 ritual penyembahan terhadap dewa  
matahari. Kita tau bahwa rata-rata bapak kemerdekaan Amerika adalah  
anggota Freemasonry yang merupakan bagian dari “New World Order”  
Illuminati. Dan pada dasarnya kaum Freemasonry tidak ubahnya seperti  
pagan karena mereka juga menyembah banyak dewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar